Jumat, 04 Oktober 2013

Dasar Reproduksi Ternak

1.      Organ reproduksi betina dan fungsinya
a.       Organ Kelamin Primer  
1)      Ovarium
Gonad atau ovarium, merupakan bagian alat kelamin yang utama.Ovarium merupakan alat reproduksi betina yang berfungsi sebagai organ eksokrin yang menghasilkan sel telur atau ovum dan sebagai organ endokrin yang mensekresikan hormon kelamin betina estrogen dan progesteron. 

b.      Organ kelamin sekunder
1)      Oviduct
Oviduct merupakan saluran panjang kelanjutandari tuba fallopi.
Berfungsi sebagai tempat fertilisasi dan jalan bagi sel ovum
menuju uterus denga bantuana silia pada dindingnya.
Fungsi oviduct antara lain pertemuan ovum dengan spermatozoa atau tempat terjadinya fertilisasi di bagian ampula. 

2)      Uterus
Uterus merupakan organ yang berongga dan berotot. Berbentuk
sperti buah pir dengan bagian bawah yang mengecil. Uterus berfungsi sebagai tempat implantasi embrio dan tempat tubuh serta berkembangnya embrio. Selain itu uterus juga berfungsi sebagai saluran yang dilewati spermatozoa menuju oviduct, dan berperan dalam proses kelahiran. Uterus juga berperan besar dalam mendorong fetus serta membrannya pada saat kelahiran.

3)      Serviks
Serviks merupakan bagian dari alat reproduksi yang berdinding tebal dengan panjang 5-10 cm dari tempat sambungan dengan uterus ke arah belakang yang berkesinambungan dengan vagina yang berdinding tipis. Fungsi utama menutup lumen uterus sehingga tidak memberi kemungkinan untuk masuknya jasad mikroskopik maupun makroskopik ke dalam uterus dalam proses birahi, dengan mengsekresikan mukosa yang melewati vulva, membantu saat proses kebuntingan dengan mampu menutup dengan ketat dengan satu sumbat dari lender. Pada waktu melahirkan, Serviks akan berfungsi melebar yang memungkinkan fetus beserta selaputnya mudah melewatinya

4)      Vagina
Vagina adalah bagian saluran peranakan yang terletak di dalam pelvis di antara uterus (arah kranial) dan vulva (kaudal). Vagina berfungsi sebagai alat kopulasi dan tempat sperma dideposisikan. Selain itu vagina berfungsi sebagai jalan peranakan selama proses beranak.

c.        Organ Kelamin Luar
1)      Vulva
Vulva merupakan alat kelamin betina bagian luar termasuk clitoris dan vestibulum.Bagian ini memiliki syaraf perasa, yang memegang peranan penting pada waktu kopulasi
2)      Klitoris. 
Antara labia di bagian ventral tepat di sebelah dalam lubang ureterterdapat klitoris. Klitoris merupakan lubang kecil setelah vulva. 





4.       
a.       Proestrus
Proestrus adalah fase sebelum estrus yaitu periode pada saat folikel de graaf tumbuh di bawah pengaruh FSH dan menghasilkan sejumlah estradiol yang semakin bertambah . Estradiol meningkatkan jumlah suplai darah ke saluran alat kelamin dan meningkatkan perkembangan estrus, vagina, tuba fallopi, folikel ovarium. Fase yang pertama kali dari siklus estrus ini dianggap sebagai fase penumpukan atau pemantapan dimana folikel ovarium yang berisi ovum membesar terutama karena meningkatnya cairan folikel yang berisi cairan estrogenik. Estrogen yang diserap dari folikel ke dalam aliran darah merangsang peningkatam vaskularisasi dan pertumbuhan sel genital dalam persiapan untuk birahi dan kebuntingan yang terjadi (Frandson, 1992).Pada fase ini akan terlihat perubahan pada alat kelamin luar dan terjadi perubahan-perubahan tingkah laku dimana hewan betina gelisah dan sering mengeluarkan suara-suara yang tidak biasa terdengar (Partodiharjo, 1980).


b.      Estrus
Estrus adalah periode yang ditandai dengan penerimaan pejantan oleh hewan betina untuk berkopulasi. Pada umumnya memperlihatkan tanda-tanda gelisah, nafsu makan turun atau hilang sama sekali, menghampiri pejantan dan tidak lari bila pejantan menungganginya. Menurut Frandson (1992), fase estrus ditandai dengan sapi yang berusaha dinaiki oleh sapi pejantan, keluarnya cairan bening dari vulva dan peningkatan sirkulasi sehingga tampak merah. Pada saat itu, keseimbangan hormon hipofisa bergeser dari FSH ke LH yang mengakibatkan peningkatan LH, hormon ini akan membantu terjadinya ovulasi dan pembentukan korpus luteum yang terlihat pada masa sesudah estrus. Proses ovulasi akan diulang kembali secara teratur setiap jangka waktu yang tetap yaitu satu siklus birahi. Selama atau segera setelah periode ini, terjadilah ovulasi. Ini terjadi dengan penurunan tingkat FSH dalam darah dan penaikan tingkat LH. Sesaat sebelum ovulasi, folikel membesar dan turgid serta ovum yang ada di situ mengalami pemasakan. Estrus berakhir kira-kira pada saat  pecahnya folikel ovari atau terjadinya ovulasi (Frandson, 1993).
c.       Metestrus adalah fase pasca ovulasi di mana corpus luteum berfungsi. Metestrus ditandai dengan berhentinya puncak estrus dan bekas folikel setelah ovulasi mengecil dan berhentinya pengeluaran lendir Panjangnya metestrus dapat tergantung pada panjangnya LTH (Luteotropik Hormon)yang disekresi oleh adenohipofisis. Selama periode ini terdapat penurunan estrogen dan penaikan progesteron yang dibentuk oleh ovari (Frandson, 1993).
d.      Diestrus
Diestrus adalah periode terakhir dan terlama pada siklus berahi, korpus luteum menjadi matang dan pengaruh progesteron terhadap saluran reproduksi menjadi nyata (Marawali, dkk, 2001).
Diestrus
Diestrus adalah periode terakhir dan terlama pada siklus berahi, korpus luteum menjadi matang dan pengaruh progesteron terhadap saluran reproduksi menjadi nyata (Marawali, dkk.,2001). Pada sapi dimulai kira-kira sampai hari ke-5 siklus, ketika suatu peningkatan progesteron dalam darah dapat dideteksi pertama kali, dan berakhir dengan regresi corpus luteum pada hari 16 dan 17 (Anonim, 2003a).


Spermatogenesis adalah proses dimana spermatogonia berkembang menjadispermatosit, tahap masak dari spermatosit yang menghasilkan spermatiddengan jumlah kromosom berkurang (haploid), spermiogenesis merupakan proses transformasi dari spermatid menjadi spermatozoa (Dellmann dan Brown, 1992).

    Spermatogenesis dimulai dengan pertumbuhan spermatogonium menjadi sel- sel yang lebih besar yang kemudian disebut sebagai spermatosit primer. Sel-sel ini membelah (pertama secara mitosis) menjadi dua spermatosit sekunder yang sama besar, yang kemudian mengalami pembelahan meiosis menjadi empatspermatid yang sama besar pula. Spermatid ini  yaitu  sebuah  sel  bundar  dengan  sejumlah  besar protoplasma, yang merupakan gamet dewasa dengan jumlah kromosom  haploid (Dellmann dan Brown, 1992). 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhx10s-QTwnmhA79r4JabF9tiRaXR-vgBrLRR1sCmNmS2_2eTg0qWDBXj_CbCo5eqiIeal3UgldMN6GM-B4FipLnm4Nczmf2tML6i5yKOiuxtCyqPnqZhVow084tFd2BBmdzAQsa67dWdo8/s320/spermatogenesis.gif

Beberapa tipe sel dalam tahap perubahan bentuk telah ditentukan menjadi sebuah daur perubahan sel. Sebanyak 14 tahap perubahan sel telah diketahui pada beberapa spesies, dimana hanya terdapat 6 tahap yang diketahui pada manusia. Pada sapi, sebanyak 12 tahap perubahan telah dijelaskan. Tahap spermiogenesis digunakan untuk mengklasifikasikan beberapa tahap daur. Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan sebuah daur ephitelium seminiferous bergantung pasa masing-masing spesies. Lamanya waktu yang diperlukan adalah 9 hari pada babi, 10 hari pada kambing, 12 hari pada kuda, dan 14 hari pada sapi (Hafez dan Hafez, 2000).
Perjalanan spermatozoa melewati epididimis tergantung pada tempat kontraksi dinding saluran. Spermatozoa diangkut melalui epididimis dalam waktu kira-kira 7 hari pada sapi. Waktu transit sperma mungkin berkurang 10-20% seiring meningkatnya frekuensi ejakulasi. Bagian utama tempat penyimpanan sperma pada organ reproduksi jantan berada pada ekor epididimis, dimana ekor epididimis mengandung 70% dari jumlah total spermatozoa, sebaliknya vas deferens hanya mengandung 2% (Hafez dan Hafez, 2000).

Adapun tahapan oogenesis antara lain adalah sel telur berasal dari oogonia atau sel telur induk, seperti halnya spermatozoa, oogonia juga bersifat diploid. Oogonia akan membelah menjadi oocyt primer dan kemudian akan membelah secara meiosis menjadi dua sel yang tidak sama ukurannya. Yang berukuran normal disebut oocyt sekunder, sedangkan yang ukurannya lebih kecil karena kekurangan plasma darah disebut badan kutub primer. Pembelahan dari oocyt primer menjadi oocyt sekunder dan polosit primer disebut tahapan meiosis I, selanjutnya oocyt sekunder mengalami pembelahan yang disebut dengan meiosis II menghasilkan ootid dan polosit sekunder. Polosit primer membelah menjadi dua polosit sekunder,yang mana akhirnya ootid akan berkembang menjadi ovum atau sel telur. Oogenesis hanya menghasilkan satu sel telur masak, sedangkan tiga lainnya adalah sel-sel rudimenter yang disebut badan polar atau polosit (Toelihere,1985).

   Proses oogenesis pada sapi berlangsung pada hari ke-45 sampai lebih dari 110 hari. Sedangkan proses oogenesis pada domba berlangsung hari ke-35 sampai hari ke-90 masa kebuntingan (Toelihere,1985 )


Unknown

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation.

0 komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih Telah Berkunjung di Blog Saya

Silakan tinggalkan jejak di blog saya.
Hanya komentar yang positif dan membangun, yang tidak sopan gak usah komen. tq

 

Copyright @ 2013 PETERNAKAN.